WELCOME To My Blog......
Merupakan suatu kehormatan Bagi saya Karena Anda boleh mengunjungi bLog saya dan Saya Ucapkan Terima Kasih jika Anda dapat meninggalkan komentar dimana bisa menjadikan bLog saya lebih baik lagi..
Tuhan Memberkati...

Rabu, 31 Agustus 2011

manfaat pisang Goroho (Musa acuminate) sebagai makanan pengganti bagi penderita Diabetes Mellitus


BAB I PENDAHULUAN
1.    1. Latar Belakang
     Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap Diabetes Mellitus. Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur. Banyak orang yang masih mengganggap penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap Diabetes Mellitus, baik tua maupun muda (Anonim2, 2010).
     Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh gagalnya fungsi hormon insulin yang berfungsi sebagai pengantar bagi glukosa agar dapat masuk kedalam sel untuk diubah menjadi energi, akibatnya glukosa (jenis karbohidrat) yang umumnya berasal dari makanan yang dimakan oleh penderita Diabetes Mellitus tertumpuk didalam darah sehingga membuat penderita menjadi Hiperglikemia Kronik, yang pada akhirnya keadaan ini akan membuat kondisi penderita menjadi lebih parah bahkan berakibat fatal seperti kematian. Oleh karena itu pengaturan pola makan, baik takaran maupun intensitas makan, serta jenis atau bahan makanan perlu diatur, di jaga dan dipilih atau diseleksi secara ketat. Hal ini untuk menghindari terjadinya penumpukan glukosa di dalam darah yang bisa memperparah kondisi penderita Diabetes Mellitus. Oleh karena itu perlu adanya, makanan yang sesuai untuk penderita Diabetes Mellitus sebagai makanan pengganti dari bahan-bahan makanan pokok masyarakat yang umumnya kaya karbohidrat (Anonim4, 2010).
     Pisang Goroho (Musa acuminate) merupakan tanaman yang khas dari daerah Sulawesi Utara yang memiliki banyak kegunaan serta memiliki kandungan kimia yang beragam dan baik untuk kesehatan (Anonim, 2010). Salah satu di antaranya Antioksidan yang berfungsi mencegah terjadinya kerusakan sel-sel tubuh, misalnya kerusakan sel-sel β pankreas yang notabene menghasilkan insulin. Selain itu, Indeks Glikemik dari pisang goroho diduga rendah yang sangat cocok sebagai makanan pengganti bagi penderita Diabetes Mellitus (Anonim5, 2010).
     Dari data diatas, dirasa perlu untuk melakukan kajian pustaka tentang manfaat pisang Goroho (Musa acuminate) sebagai makanan pengganti untuk penderita Diabetes Mellitus.

1.2.        Perumusan Masalah
     Apakah pisang Goroho (Musa acuminate) dapat dimanfaatkan sebagai makanan pengganti bagi penderita Diabetes Mellitus.
1.3.        Batasan Masalah
     Penulisan ini dibatasi pada manfaat pisang Goroho (Musa acuminate) sebagai makanan pengganti bagi penderita Diabetes Mellitus.
1.4.        Tujuan Penulisan
     Penulisan ini bertujuan untuk mengkaji secara literatur, apakah pisang Goroho (Musa acuminate) dapat dimanfaatkan sebagai makanan pengganti bagi penderita Diabetes Mellitus.
1.5.        Manfaat Penulisan
     Untuk memberikan informasi ilmiah mengenai manfaat pisang Goroho (Musa acuminate) sebagai makanan pengganti bagi penderita Diabetes Mellitus.
1.6.        Metode Penulisan
     Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode penelusuran literatur.




BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Pisang Goroho
2.1.1 Klasifikasi dan Penamaan
Menurut Anonim (2010), klasifikasi dan penamaan pisang Goroho sebagai berikut:
Kerajaan: Plantae
                 Divisi: Magnoliophyta
                        Kelas: Liliopsida
                                    Bangsa: Zingiberales
                                                Suku: Musaceae
                                                            Marga: Musa
                                                            Jenis: M. Acuminate






Gambar 1. Tanaman Pisang Goroho (Musa acuminate) (Anonim, 2010)
Penamaan tanaman pisang Goroho menurut Anonim (2010) adalah sebagai berikut:
1.    Nama umum             : Pisang
2.    Nama Latin               : Musa acuminate
3.    Nama Asing              : Banana (inggris), Cha (Cina), Pisyanga (India), Pisang (Indonesia), Klue (Thailand), Pyaw, Nget (Burma), Uki (Timor).
4.    Nama lokal                : Gedang (Jawa), Cau (Sunda), Biu (Bali), Puti (Lampung), Wusak lambi (Gorontalo), Kulo (Ambon).

2.1.2     Morfologi Tanaman
Menurut Satuhu dan Supriyad (1999) morfologi dari pisang sebagai berikut :
a.    Pohon : batang tegak, akar mempunyai susunan yang kuat, batang semuanya tersusun oleh pelepah daun.
b.    Daun : Terpencar, bentuk daun seperti meruncing, ujungnya tumpul, tepi rata, mudah robek.
c.    Tangkai daun : Agak panjang dan lebar.
d.    Bunga : Majemuk dengan tangkai yang panjang dan kuat, bulat, ada yang berbulu ada yang tidak, bunganya banyak.
e.    Buah : Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam.
Bagian pisang yang digunakan untuk kesehatan adalah buah pisang, bunga pisang, tunas/anak pisang, batang pohon pisang, kulit buah pisang, dan getah pelepah daun pisang.
2.1.3     Habitat dan penyebaran
Pisang adalah tanaman buah yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia), Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Tumbuhan ini menyukai iklim tropis panas dan lembab, terutama di dataran rendah (Anonim, 2010).
2.1.4     Kandungan kimia dan khasiat
Secara umum, kandungan yang terdapat dalam setiap buah pisang adalah: vitamin A, vitamin B1, vitamin C, Lemak, Mineral (Kalium, Klor, Natrium, Magnesium, Fosfor), Karbohidrat, Air, Zat Putih Telur dan Serat. Pisang dapat digunakan bagi ibu hamil, untuk penyakit usus dan perut, bagi luka bakar, bagi kecantikan, bagi Diabetes Mellitus, pada pendarahan rahim, merapatkan vagina, Ambeien, Cacar Air, tenggorokan bengkak, Disentri, Amandel dan sakit kuning atau Liver (Anonim, 2010).



2.2 Diabetes Mellitus
2.2.1 Definisi Diabetes Mellitus
     Menurut Tjahjadi (2002), penyakit Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang biasanya ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah (Hiperglikemia) sebagai akibat terganggunya kerja insulin. Sedangkan menurut Tan dan Rahardja (2002), Diabetes Mellitus, Penyakit Gula atau Kencing Manis adalah suatu gangguan kronis yang bercirikan hiperglikemia (glukosa-darah terlampau meningkat) dan khususnya menyangkut metabolisme glukosa.
     Tjahjadi (2002) berpendapat bahwa untuk berapa jenis Diabetes Mellitus, glukosa masuk ke dalam sel hanya terbatas, mengakibatkan penumpukan di dalam darah sedangkan sebagian yang lain dibuang lewat urin. Seseorang dikatakan menderita Diabetes Mellitus didasarkan atas pemeriksaan kadar gula tubuh pada waktu puasa > 126 mg/dl dan > 200 mg/dl setelah puasa. Kadar gula darah normal orang sehat adalah <120 mg/dl pada waktu puasa dan setelah puasa adalah <140 mg/dl.
     Peningkatan kadar gula dalam darah setelah makan dan minum merangsang pankreas untuk menghasilakan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah lebih lanjut dan menyebabkan penurunan secara perlahan ke kondisi normal. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara bertahap setelah memasuki usia 50 tahun terutama terjadi pada orang-orang yang tidak aktif berolahraga (Tjahjadi, 2002).
2.2.2 Penyebab Diabetes Melitus
     Menurut Sabella (2010), penyebab Diabetes Mellitus adalah gaya hidup yang tidak sehat, pola makan miskin serat, kurangnya olahraga dan juga alkohol dituding sebagai penyebab munculnya Diabetes Mellitus. Selain itu ada beberapa faktor yang juga menjadi penyebab seperti kegemukan, keturunan serta diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat.
Penyebab Diabetes Mellitus lainnya:
a.    Kadar Kortikosteroid yang tinggi
b.    Kehamilan (Diabetes Mellitus Gestasional)
c.    Obat-obatan
d.    Racun yang mempengaruhi pembentukan dari insulin.
2.2.3 Manifestasi Klinik
a.    Gejala-gejala
    Menurut Sabella (2010), gejala awal penderita Diabetes Mellitus sangat berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Apabila kadar gula darah mencapai di atas 160-180 mg/dl, maka glukosa akan dikeluarkan melalui urin, jika lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah glukosa yang hilang. Karena ginjal mengeluarkan air kemih yang melebihi takaran normal maka penderita akan sering berkeringat (poliuria) akibatnya penderita sering merasakan kehausan sehingga harus banyak minum (polidipsia). Biasanya penderita mengalami penurunan berat badan secara signifikan sebagai akibat dari hilangnya kalori dalam air kemih sehingga akan merasakan lapar yang luar biasa sehingga penderita akan makan berlebih (polifagia).
Adapun gejala-gejala standar Diabetes Melitus selain gejala-gejala di atas adalah sebagai berikut:
1.    Sering mengantuk
2.    Cepat lelah
3.    Gatal-gatal terutama disekitar kemaluan
4.    Cepat marah
5.    Mati rasa atau rasa sakit pada bagian tubuh bagian bawah
6.    Mual dan muntah-muntah
7.    Kadar gula dalam darah meninggi (Hiperglikemia)
8.    Pandangan mata kabur
(Tjokroprawiro, 1997).

b.    Komplikasi

     Menurut Mahdiana (2010) komplikasi Diabetes Mellitus dapat dibagi menjadi komplikasi akut dan kronis. Komplikasi akut terdiri dari koma Hipoglikemia, Ketoasidosis diabetes. Yang pertama terjadi karena kadar gula yang terlalu rendah (di bawah 50 mg/dL). Yang kedua, Ketoasidosis, terjadi jika tubuh hanya mampu menggunakan lemak sebagai sumber energi. Keadaan ini terjadi karena tidak adanya insulin baik yang dibuat oleh sel β pankreas tubuh sendiri maupun yang didapat lewat suntikan insulin.
Tabel 1. Komplikasi kronis dari Diabetes Mellitus
Organ/jaringan yang terkena
Yang terjadi
Komplikasi
Pembuluh darah
Plak Aterosklerosis terbentuk & menyumbat arteri berukuran besar atau sedang di jantung, otak, tungkai & penis.
Dinding pembuluh darah kecil mengalami kerusakan sehingga pembuluh tidak dapat mentransfer oksigen secara normal & mengalami kebocoran.
Sirkulasi yang jelek menyebabkan penyembuhan luka yang jelek & bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke, gangrem kaki & tangan, impotensi & infeksi.
Mata
Terjadi kerusakan pada pembuluh darah kecil retina.
Gangguan penglihatan & pada akhirnya bisa terjadi kebutaan.
Ginjal
Penebalan pembuluh darah ginjal
Protein bocor ke dalam air kemih.
Darah tidak disaring secara normal.
Fungsi ginjal yang buruk sehingga mengakibatkan gagal ginjal.
Saraf
Kerusakan saraf karena glukosa tidak dimetabolisme secara normal & karena aliran darah berkurang.
Kelemahan tungkai yang terjadi secara tiba-tiba atau secara perlahan.
Berkurangnya rasa, kesemutan & nyeri di tangan & kaki.
Sistem saraf otonom
Kerusakan pada saraf yang mengendalikan tekanan darah & saluran pencernaan.
Tekanan darah yang naik-turun.
Kesulitan menelan
Perubahan fungsi pencernaan disertai serangan diare.
Kulit
Berkurangnya aliran darah ke kulit & hilangnya rasa yang menyebabkan cedera berulang.
Luka, infeksi dalam
Penyembuhan luka yang jelek.
Darah
Gangguan fungsi sel darah putih.
Mudah terkena infeksi, terutama infeksi saluran kemih & kulit.
           (Mahdiana, 2010)
2.2.4 Patofisiologi
1.    Defisiensi Insulin
Menurut Anonim3 (2010), insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi.  Jadi defisiensi insulin adalah penurunan kerja hormon insulin dalam mempertahankan kadar gula darah normal yang mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat.
2.    Glukagon
Bila kadar glukosa rendah (Hipoglikemia), sel-sel α melepaskan glukagon dan menstimulasi pengubahan glikogen menjadi glukosa, sehingga kadar gula dinormalkan kembali (Tan dan Rahardja, 2007).
3.    Hiperglikemia
Hiperglikemia merupakan keadaan dimana glukosa darah terlampau meningkat atau glukosa bertumpuk di dalam darah (Tan dan Rahardja, 2007).
4.    Glykosuria
Glykosuria merupakan suatu keadaan dimana adanya gula dalam kemih dan banyak berkemih karena glukosa yang disekresikan mengikat banyak air sebelum digunakan (Tan dan Rahardja, 2007).
5.    Dehidrasi
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak dari pada pemasukan (misalnya minum). Dehidrasi terjadi karena kekurangan air dan natrium (Anonim3, 2010).

6.    Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah radang pada pembuluh darah manusia yang disebabkan penumpukan plak. Atau bisa juga dikatakan menurunnya elastisitas pembuluh besar atau arteri (Anonim3, 2010).
2.2.5 Klasifikasi Diabetes Melitus
a.    Diabetes Melitus Tipe 1
Disebabkan oleh rusaknya sel β pankreas sebagai penghasil insulin sehingga jumlahnya sangat kurang, yang akhirnya penderita harus disuntik insulin secara teratur. Tipe ini diderita 1 dari Diabetes Mellitus yang kebanyakan terjadi sebelum usia 30 tahun. Faktor lingkungan (berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan kerusakan sistem kekebalan pada sel β pankreas (Sabella, 2010).
b.    Diabetes Melitus Tipe 2
Disebabkan oleh gangguan sekresi insulin dan Resistensi Insulin, tubuh penderita tidak merespon secara normal insulinnya yang dihasilkan dan membentuk kekebalan tersendiri sehingga terjadi kekurangan insulin relatif. Biasanya terjadi pada usia 30 tahun dan sekitar 80% penderita mengalami Obesitas (Leslie, 1991).


c.    Diabetes Melitus Tipe Spesifik
Disebabkan karena faktor genetik (kerusakan genetik sel β pankreas) juga akibat konsumsi obat-obatan (Subroto, 2006).
d.    Diabetes Mellitus Kehamilan
Terjadi pada sekitar 2-5% dari semua kehamilan, bersifat sementara dan akan sembuh setelah persalinan. Meskipun demikian tipe ini bisa juga merusakkan kesehatan ibu hamil maupun janinnya, kelahiran beresiko tinggi, cacat pada janin serta penyakit jantung bawaan pada bayi dan sekitar 40-50% dari penderita tipe ini menjadi penderita tipe 2 dikemudian hari (Sabella, 2010).
2.2.6 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
1)    Diagnosis
Mahdiana (2010) berpendapat, diagnosis Diabetes Mellitus ditunjukkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar gula darah yang tinggi. Untuk mengukur kadar gula darah, contoh darah biasanya diambil setelah penderita berpuasa.
Tabel 2. Kriteteria diagnosis gula darah (mg/dl)

Bukan Diabetes Mellitus
Pra Diabetes mellitus
Diabetes Mellitus
Puasa
>110
110-125
> 126
Sewaktu
>110
110-119
>200
Setelah puasa
<140
110-119
>200
(Sabella, 2010)
2)    Pencegahan
Sebelum kita terserang penyakit Diabetes mellitus lebih baik kita mencegah dengan beberapa cara antara lain:
a.    Melakukan olahraga secara teratur
Selain baik untuk kinerja jantung juga bermanfaat melancarkan peredaran darah sehingga bisa membantu tubuh dalam mengendalikan kadar gula darah yang pada akhirnya bisa terhindar dari penyakit Diabetes Mellitus terutama tipe 2.
b.    Memperbanyak mengonsumsi makanan yang berserat seperti buah-buahan segar, sayur-mayur, polong-polongan yang kesemuanya rendah lemak tetapi kaya akan vitamin dan mineral.
c.    Menghindari minuman yang beralkohol dan mempertahankan badan yang ideal, terjaga dari kegemukan.
(Subroto, 2006)
3)    Penanganan Diabetes Mellitus
a.    Non Farmakologi
1.    Pendidikan pada Pasien
Agar pengobatan Diabetes Mellitus dapat terlaksana dengan baik, pasien perlu diberikan pengetahuan tentang segala hal yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus. Tetapi tidak hanya untuk pasien juga untuk keluarganya harus mendapat pengetahuan yang cukup mendalam mengenai penyebab dan strategi terapi Diabetes Mellitus.
2.    Diet
Diet merupakan hal penting pada semua jenis Diabetes Mellitus. Perencanaan modifikasi diet mulai dari sasaran kalori, konsistensi, komposisi makanan dengan karbohidrat 50-60%, protein 10-20%, lemak 25-30%, serat 25 g/1000 kkal, pemanis buatan, dan penggunaan alkohol harus dibatasi.
3.    Olah Raga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar glukosa darah tetap normal. Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat tetapi olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
(Anonim2, 2010).
b.    Farmakologi
1.    Terapi Sulih Insulin
     Pada Diabetes Mellitus tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan). Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terlalu nyeri. Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan menyesuaikan dosisnya, aktivitas harian penderita, serta kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke hari (Anonim2, 2010).
2.    Terapi  Obat Antidiabetik Oral
     Terapi obat dengan Obat Antidiabetik Oral terutama ditujukan untuk membantu penanganan pasien Diabetes Mellitus tipe II. Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antidiabetik oral terbagi menjadi 5 golongan yaitu:
1.    Golongan Sulfonilurea. Golongan ini bekerja merangsang sekresi insulin di pankreas sehingga hanya efektif bila sel b-pankreas masih dapat berproduksi. Golongan Sulfonilurea dibagi 2, yaitu generasi I (klorpropamid) dan generasi II (gliburid) (Anonim2, 2010).
2.    Golongan Meglitinid (Repaglinid dan nateglinid). Mekanisme kerjanya sama dengan Sulfonilurea yaitu merangsang pelepasan insulin sebagai respon terhadap kadar glukosa darah (Buckman dan Mclaughlin, 2010).
3.    Golongan Biguanid (fenformin, buformin, metformin). Mekanisme kerjanya adalah meningkatkan keefektifan insulin yang tersedia (Gunawan, 2008).
4.    Golongan Tiazolidinedion yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin yang merangsang transport glukosa ke sel (Gunawan, 2008).
5.    Golongan Penghambat Enzim α-Glikosidase (Akarbose). Cara kerjanya adalah dengan melambatkan pencernaan makanan berpati sehingga glukosa tidak dilepaskan secara cepat ke dalam aliran darah (Buckman dan Mclaughlin, 2010).

2.3 Antioksidan
     Menurut Winarsi (2007), Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat Radikal Bebas dan molekul yang sangat reaktif, akibatnya kerusakan sel akan dihambat.
Radikal Bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil dan sangat reaktif, serta merusak jaringan. Senyawa Radikal Bebas ini dapat terbentuk akibat dari proses kimia yang terjadi dalam tubuh, seperti proses oksidasi, metabolisme sel,  olahraga berlebihan dan peradangan. Untuk itu di perlukan senyawa antioksidan untuk melindungi tubuh dari serangan Radikal Bebas, dan juga meredam dampak negatif dari senyawa ini. Contohnya adalah β-karoten, vitamin E, vitamin C, zinc dan selenium (Anonim6, 2010).
2.4 Indeks glikemik
     Menurut Anonim1 (2010), Indeks Glikemik adalah angka yang menunjukkan tingkatan suatu makanan berdasarkan efeknya terhadap kenaikan kadar gula darah. Semakin tinggi Indeks Glikemik suatu makanan, berarti semakin cepat makanan tersebut menyebabkan kenaikan kadar gula darah di tubuh Anda. Karbohidrat yang cepat menjadi glukosa bertanda bahwa Indeks Glikemiknya tinggi. Sebaliknya, jika lambat dalam menjadi glukosa, maka makanan berkarbohidrat tersebut mengandung Indeks Glikemik yang rendah. Makanan yang yang mengandung Indeks Glikemik tinggi akan berdampak lebih buruk dari pada Indeks Glikemik yang rendah. Karena itu, di sarankan untuk mengkonsumsi karbohidrat dengan Indeks Glikemik yang rendah. Lagi pula, ada banyak kegunaan dari mengonsumsi karbohidrat dengan Indeks Glikemik rendah antara lain:
a.    Membantu diet seseorang dengan mengurangi berat badan dan menstabilkan kontrol berat badan.
b.    Membantu manajemen Diabetes  Mellitus yang diderita.
c.    Mengurangi resiko terkena penyakit jantung.
d.    Mengurangi rasa lapar serta merasa kenyang lebih lama.
e.    Meningkatakan sensitivitas tubuh terhadap insulin.
f.     Memiliki daya tahan fisik yang baik dalam olahraga (tidak cepat lelah).
g.    Menjaga tingkat kolesterol tubuh.
Berikut ini adalah besaran indeks glikemik:
1.    Indeks Glikemik yang tinggi berjumlah diatas 70
2.    Indeks Glikemik yang medium berada di kisaran 56-69
3.    Indeks Glikemik yang rendah berjumlah lebih kecil dari 56
     Makanan yang memiliki Indeks Glikemik rendah akan dicerna dan diubah menjadi glukosa secara bertahap dan perlahan-lahan, sehingga puncak kadar gula darah juga akan rendah. Berarti fluktasi peningkatan kadar gula relatif pendek. Hal ini sangat penting bagi penderita Diabetes Mellitus dalam mengendalikan gula darah. Indeks Glikemik makanan adalah sifat yang unik, dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga Indeks Glikemik dari tiap makanan berbeda. Pengolahan dapat mengubah struktur dan komposisi kimia makanan, yang selanjutnya dapat mengubah daya serap zat gizi. Makin cepat karbohidrat dapat diserap tubuh, Indeks Glikemiknya cenderung tinggi (Anonim1, 2010).
2.5 Bahan Makanan Pengganti
     Bahan makanan pengganti adalah makanan yang susunan zat gizinya dibuat seperti makanan seimbang untuk kondisi penderita Diabetes Mellitus. Berikut keterangan dari daftar makanan pengganti yang dapat mensubstitusikan porsi sarapan, makan siang, maupun makan malam tanpa menghilangkan esensi gizi dan nutrisi untuk kebutuhan penderita Diabetes Mellitus (Anonim4, 2010).
Tabel 3. Daftar Contoh Makanan pengganti untuk penderita Diabetes Mellitus
Diet Diabetes
Energi (kalori)
Menu dengan Pengganti Makanan
Susu 1 gelas
Roti / biskuit (penukar)
Keju (Lembar)
Buah (Penukar)
1300 Kalori





Sarapan
300
1 gelas
-
-
1 porsi
Makan Siang
500
1 gelas
½ porsi
1 porsi
1 porsi
Makan Malam
425
1 gelas
½ porsi
1 porsi
-
1500 Kalori





Sarapan
337
1 gelas
-
-
2 porsi
Makan Siang
675
1 gelas
1 porsi
2 porsi
-
Makan Malam
425
1 gelas
1 porsi
-
-
1700 Kalori





Sarapan
337
1 gelas
-
-
2 porsi
Makan Siang
675
1 gelas
1 porsi
2 porsi
-
Makan Malam
600
1 gelas
1 porsi
1 porsi
1 porsi
1900 Kalori





Sarapan
475
1 gelas
1 porsi
-
1 porsi
Makan Siang
675
1 gelas
1 porsi
2 porsi
-
Makan Malam
650
1 gelas
1 porsi
1 porsi
2 porsi
2100 Kalori





Sarapan
512
1 gelas
1 porsi
-
2 porsi
Makan Siang
812
1 gelas
1½ porsi
2 porsi
1 porsi
Makan Malam
737
1 gelas
1 porsi
2 porsi
1 porsi
2300 Kalori





Sarapan
587
1 gelas
1 porsi
1 porsi
1 porsi
Makan Siang
900
1 gelas
2 porsi
2 porsi
1 porsi
Makan Malam
737
1 gelas
1 porsi
2 porsi
1 porsi
Keterangan:
1 Penukar Roti / Biskuit : 2 iris roti (70 g) atau 5 buah biskuit (50) g
Keju (rendah lemak) : 1 lembar (35 g) atau telur 1 butir (tidak lebih 3 butir seminggu)
1 Penukar buah : 1 buah pisang (50g) atau 1 buah jeruk (110g) atau 1 potong pepaya (110 gr)
1 gelas susu: 250 cc = 5 sendok takar susu pengganti
(Anonim4, 2010)


BAB III PEMBAHASAN
     Seseorang dikatakan tidak menderita Diabetes Mellitus adalah jika fungsi  organ pankreasnya baik dan bekerja normal dimana pankreas tetap menghasilkan hormon insulin dalam kadar yang cukup yang berfungsi untuk memungkinkan glukosa masuk ke dalam sel untuk dimetabolisasi (dibakar) dan demikian dimanfaatkan sebagai sumber energi. Hormon insulin sangat berpengaruh terhadap kadar glukosa darah, yaitu bagi penderita Diabetes Mellitus. Jika insulin rendah maka akibatnya adalah glukosa bertumpuk di dalam darah (Hiperglikemia) dan akhirnya diekskresikan lewat kemih tanpa digunakan (Glykosuria). Karena itu, produksi kemih sangat meningkat dan penderita amat haus, berat badan menurun dan merasa lelah. Penyebab lain adalah menurunnya kepekaan reseptor sel bagi insulin (Resistensi Insulin) yang diakibatkan oleh makan terlalu banyak dan kegemukan. Resistensi Insulin ini merupakan peristiwa dimana sel-sel menjadi kurang peka bagi insulin dengan efek berkurangnya penyerapan glukosa dari darah. Lagi pula sel β di pankreas dirangsang agar produksinya ditingkatkan. Akhirnya, sel-beta tidak mampu mempertahankan peningkatan insulin ini dan terlalu sedikit glukosa memasuki sel. Akibatnya kadar glukosa darah naik dan lambat laun terjadi Diabetes mellitus (Tan dan Rahardja, 2007).
     Penderita Diabetes Mellitus tidak boleh mengkonsumsi sembarangan makanan, karena bisa lebih meningkatkan kadar gula dalam darah. Salah satu kesulitan dalam terapi penderita Diabetes Mellitus adalah melakukan pengaturan diet atau pola makan. Adanya pengaturan tersebut akan membuat penderita Diabetes Mellitus mengkonsumsi bahan makanan yang sehat, bergizi, dan seimbang. Dengan pola makan yang baik diharapkan akan dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap normal atau mendekati normal.
     Makanan yang mengandung karbohidrat sebenarnya sangat diperlukan bagi penderita Diabetes Mellitus, karena glukosa dari karbohidrat bisa menghasilkan energi dengan cepat. Namun harus diimbangi dengan adanya hormon insulin yang fungsinya  adalah mengatur penyerapan glukosa oleh sel sebagai sumber energi sehingga dapat melancarkan perlintasannya melalui membran-sel dan resorpsinya ke dalam sel-sel otot dan lemak. Juga bisa menstimulisasi pengubahan kelebihan glukosa menjadi glikogen di hati dan otot. Dengan demikian insulin menjaga jangan sampai gula darah terlampau tinggi (Tan dan Rahardja, 2007).
     Untuk itu dibutuhkan makanan pengganti untuk penderita Diabetes Mellitus yaitu pisang Goroho (Musa acuminate) yang memiliki karbohidrat yang menyediakan energi sedikit lebih lambat. Hal ini karena karbohidrat pisang Goroho merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap, sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat pisang Goroho merupakan cadangan energi yang sangat baik digunakan bagi tubuh. Hal ini kemungkinan karena pisang Goroho (Musa acuminate), memiliki Indeks Glikemik yang rendah yang notabene bagus untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus karena dapat membuat kadar gula darah tetap normal atau mendekati normal. Pisang Goroho juga kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan besi. Bila dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain, mineral pisang Goroho, khususnya besi, hampir seluruhnya (100 persen) dapat diserap tubuh (Anonim5, 2010).
     Pisang Goroho juga memiliki Antioksidan yang bagus untuk penderita Diabetes Mellitus, ini dikarenakan dalam buah pisang Goroho (Musa acuminate) terdapat beberapa senyawa Bioaktif seperti Alkaloid, Saponin dan vitamin C yang berfungsi untuk mencegah serta mengurangi terjadinya pembentukan produk senyawa Radikal Bebas dari reaksi Maillard yang nantinya dapat merusak sel dan jaringan tubuh, terutama kerusakan pada sel β pankreas yang merupakan faktor utama terjadinya penyakit Diabetes Mellitus. Suplai Antioksidan dari buah pisang Goroho (Musa acuminate) ini juga dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi klinis pada penyakit Diabetes Mellitus (Tampa’i, 2010).
     Pisang Goroho (Musa acuminate) sudah digunakan secara tradisional. Caranya, buah pisang Goroho yang belum matang dikukus kemudian dicampur dengan kelapa parut muda setelah itu dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus (Anonim, 2010).


BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
     Dari kajian pustaka yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pisang Goroho (Musa acuminate) di duga memiliki Indeks Glikemik yang rendah, sehingga dapat di rekomendasikan sebagai makanan pengganti untuk penderita Diabetes Mellitus dan memiliki kandungan Antioksidan yang bersifat mencegah dan meringankan penyakit Diabetes Mellitus.

4.2 Saran
    Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar Indeks Glikemik dari pisang Goroho (Musa acuminate).










DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2010. Pisang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pisang. Diakses tanggal 25 Oktober 2010.

Anonim1., 2010. Indeks Glikemik.
http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Glikemik. Diakses tanggal 25 Oktober 2010.

Anonim2., 2010. Penanganan Diabetes Melitus.
http://www.penanganan-diabetesmelitus. Diakses tanggal 26 Oktober 2010.

Anonim3., 2010. Dehidrasi dan Aterosklerosis.

Anonim4., 2010. Makanan Pengganti.
Diakses tanggal 26 Oktober 2010.

Anonim5., 2010. Makanan Pengganti Diabetes.

Anonim6., 2010. Antioksidan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Antioksidan. Diakses tanggal 28 Oktober  2010.

Buckman, R dan Mclaughlin, C., 2010. Apa Yang Seharusnya Anda
Ketahui Tentang Hidup dengan Diabetes. PT Citra Aji Parama.
Yogyakarta.

Leslie, R. D. G., 1991. Diabetes. Arcan, Jakarta.

Mahdiana, R., 2010. Mencegah Penyakit Kronis sejak Dini. Tora Book.
Yogyakarta.

Gunawan, S. G., 2008. Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta.

Sabella, R., 2010. Terapi Herbal dan Sayuran Untuk Penyakit Utama.
Abata Press, Klaten.
Satuhu, S dan Supriyad, A., 1999. PISANG, Budidaya, Pengolahan dan
Prospek Pasar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Subroto, M. A., 2006. Ramuan Herbal untuk Diabetes Melitus. Penebar
Swadaya, Jakarta.


Tan dan Rahardja., 2007. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan
Efek-efek Sampingnya, edisi 6, cetakan ke I. PT. Elex Mania Komputindo Gramedia. Jakarta.

Tampa’i, R., 2010.Uji Aktivitas Antioksidan Penghambatan Reaksi
Maillard dari Ekstrak Buah Pisang Goroho (Musa acuminate)
sebagai Antidiabetes Tipe I. Hasil Penelitian. Jurusan Farmasi
F-MIPA UKIT.

Tjahjadi, V., 2002. Mengenal, mencegah, Mengatasi Silent Killer Diabetes.
Pustaka Widyamara, Semarang.

Tjokroprawiro, A., 1997. Hidup Sehat dengan Diabetes. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius.
Yogyakarta.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar